Paraben Tidak Semenakutkan Itu!
Hello Peeps! Pasti kalian udah sangat familiar dong dengan paraben. Yap, belakangan ini reputasi paraben sempat menurun karena diduga dapat memicu terjadinya kanker payudara. Tapi apakah rumor tersebut benar? Yuk kita buktikan sama-sama!
Apa itu paraben?
Paraben adalah salah satu jenis pengawet yang biasa digunakan di berbagai industri, termasuk industri kosmetik, makanan, bahkan obat-obatan. Paraben biasanya didapat dari para-hydroxybenzoic acid yang secara alami terdapat pada beberapa tumbuhan seperti wortel dan ceri.
Paraben bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan mikroorganisme seperti fungi dan bakteri yang bersifat merugikan. Maka dari itu, penggunaan paraben dapat memperpanjang masa simpan produk dan juga melindungi konsumen dari bahaya mikroorganisme yang dapat tumbuh pada produk.
Penelitian terkait paraben
Penelitian berjudul “Concentration of Parabens in Human Breast Tumor” yang dilakukan oleh Dr. P. D. Dobre dan rekan-rekannya menjadi viral di tahun 2004. Penelitian ini menyatakan bahwa beberapa jenis paraben yang digunakan bersamaan diduga dapat memicu pertumbuhan sel terkait kanker payudara. Uji yang digunakan dalam penelitian ini yaitu in vitro, artinya uji dilakukan menggunakan kultur di luar tubuh makhluk hidup (biasanya di cawan petri). Uji in vitro sendiri memiliki kelemahan yaitu tidak menggambarkan lingkungan aslinya (tubuh makhluk
hidup).
Menanggapi viralnya penelitian, Dr. Dobre mengunggah klarifikasi bertuliskan:
“Nowhere in the manuscript was any claim made that the presence of parabens had caused the breast cancer, indeed the measurement of a compound in a tissue cannot provide evidence of causality.”
Paraben sendiri memang punya bentuk yang mirip dengan esterogen, hormon yang dikaitkan dengan kanker payudara. Maka dari itu, paraben dapat meniru esterogen dan berikatan pada reseptor esterogen. Akibatnya, pertumbuhan sel pun menjadi lebih masiv sehingga
memperbesar kemungkinan terjadinya mutasi sel. Tapi, agar hal tersebut terjadi, dibutuhkan konsentrasi paraben yang tinggi. Sedangkan konsentrasi paraben yang terpapar pada manusia jumlahnya sedikit.
Ada yang lebih kuat dari paraben
Bukan hanya paraben yang memiliki bentuk mirip esterogen, senyawa fitoestrogen yang terdapat pada beberapa tumbuhan seperti kacang kedelai ternyata 10.000 kali lebih kuat dibanding paraben.
POIN PENTING
- Kebanyakan penelitan tentang paraben menggunakan metode in vitro
atau in vivo pada hewan sehingga tidak kurang dapat menggambarkan kondisi sesungguhnya pada manusia.
- Penelitian biasanya menggunakan paraben dalam konsentrasi tinggi, tidak sebanding dengan konsentrasi paraben yang terpapar pada manusia
- Pengawet alami belum dapat dipastikan 100% aman karena kurangnya penelitian terkait
- FDA dan BPOM masih mengizinkan peredaran produk dengan kandungan paraben dalam jumlah yang tidak melebihi ambang batas aman.
Lagi-lagi keputusan ada di tangan kalian masing-masing. Aku pribadi masih oke-oke aja pakai produk dengan kandungan paraben dalam jumlah wajar karena memang bukti bahwa paraben menyebabkan kanker payudara belum jelas.
SUMBER
https://www.fda.gov/cosmetics/cosmetic-ingredients/parabens-cosmetics
https://labmuffin.com/should-you-be-avoiding-parabens-the-science/
https://www.chemicalsafetyfacts.org/parabens/
https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1002/jat.958
https://cdn.breastcanceruk.org.uk/uploads/2019/08/BCUK_EDC_brief_v2_20.9.18.pdf
https://cdn.breastcanceruk.org.uk/uploads/2019/08/Full_brief_parabens_v2_nw.pdf
Hi, I'm Tata! A public health student who loves skincare and makeup so much. My skin type is normal to oily and acne-prone skin. Right now, I'm struggling with PIE and PIH, also eczema.
1 komentar
Habis baca soal myth debunking soal paraben, aku malah prefer skincare dengan paraben daripada yang nggak ada preservativesnya sama sekali :(
BalasHapus