Skincare Virus
  • Home
  • About Me
  • Content
    • Lifestyle
    • Beauty Articles
    • Reviews
  • Contact Us

Belakangan ini produk fermentasi sedang digandrungi oleh masyarakat karena memiliki segudang manfaat bagi tubuh. Tidak heran, kita dapat dengan mudah menemukan produk fermentasi dalam kehidupan sehari-hari , baik dalam olahan makanan, minuman, bahkan perawatan kulit.

Misalnya saja masker kefir yang sempat hype beberapa tahun lalu. Tapi apakah benar kefir dapat dijadikan perawatan kulit? Apa saja kandungan serta manfaatnya bagi kulit? Apa ada efek sampingnya? Untuk tahu jawabannya, yuk simak tulisanku berikut!

Overview

Kefir diduga berasal dari Caucacus, yaitu area diantara Laut Kaspia dan Laut Hitam. Secara tradisional, kefir dibuat dengan cara mencampurkan susu dengan ‘biang’ kefir. Susu yang digunakan dapat berupa susu kambing, sapi, domba, bahkan unta. ‘Biang’ kefir memiliki bentuk mirip dengan kembang kol yang mengandung kumpulan bakteri asam laktat, bakteri asetat, khamir, dan fungi.

Mikroflora (kumpulan mikroorganisme) yang terkandung dalam kefir bervariasi, tergantung jenis ‘biang’, media kultur, dan pengolahannya. Tapi umumnya kefir mengandung bakteri seperti Lactobacillus kefir, Lactobacillus kefirogranum, and species of leuconostocs, lactococci, lactobacilli dan fungi seperti Saccharomyces kefir, Candida kefir, and Torula spp.

Manfaat kefir untuk kulit

Selain probiotik, kefir juga  mengandung beragam komponen bioaktif seperti peptide, polisakarida dan asam organik yang memiliki peran penting dalam skincare. Berikut manfaat kefir bagi kesehatan kulit.

Mencerahkan kulit dan mencegah hiperpigmentasi
Kefir mengandung peptide dan asam laktat (lactic acid) yang mampu menekan produksi tyrosinase. Tyrosinase sendiri merupakan enzim untuk memproduksi melanin (pigmen kulit). Artinya, jika tyrosinase berkurang, pembentukan melanin pun akan terhambat sehingga hiperpigmentasi ataupun noda hitam dapat dicegah.

Mengatasi jerawat
Asam laktat dalam kefir mampu mencegah pertumbuhan bakteri penyebab jerawat, yaitu Propionibacterium acne. Diketahui bahwa P. acne tetap stabil dalam pH 5-8, jika kurang dari itu P. acne akan mati. Disini, asam laktat berperan menurunkan pH hingga kadar yang tidak dapat ditolerir P. acne sehingga efektif mengatasi jerawat.

Memperbaiki skin barrier
Probiotik yang terkadung dalam kefir salah satunya adalah Bifidobacterium. Seperti yang sudah pernah aku bahas, bifidobacterium dapat memperbaiki lapisan pelindung kulit yang rusak. Akibatnya, kulit kita akan menjadi lebih resisten terhadap gangguan fisik maupun kimia.

Efek samping

Efek samping yang umum dirasakan adalah tingling sensation, terutama bagi  mereka yang memiliki kulit sensitif. Hal ini karena kandungan asam laktat dalam kefir yang merupakan salah satu exfoliant dari jenis AHA (Alpha Hydroxyl Acid). Tingling sensation saat menggunakan kefir sangatlah wajar, sama halnya ketika kita menggunakan produk exfoliating lainnya. Ini membuktikan bahwa asam laktat sedang bekerja mengangkat sel kulit mati.

Penggunaan

Karena kandungan AHA-nya, kefir sebaiknya hanya digunakan 1-3 kali seminggu. Ini dilakukan untuk mencegah over-exfoliate yang membuat kulit kalian akan lebih sensitif nantinya.



Further Read
https://www.ajas.info/upload/pdf/147.pdf
https://www.sciencedirect.com/topics/food-science/kefir

Hello Peeps! Familiar dengan frasa ‘comedogenic scale’ atau ‘comedogenic rating’? Beberapa waktu lalu, aku membaca sebuah penelitian (publikasinya sudah lama sih) tentang comedogenic scale atau skala komedogenik. Ternyata eh ternyata, banyak miskonsepsi dan perdebatan tentang skala komedogenik ini loh. Mau tau? simak tulisanku berikut ya!


Apa itu skala komedogenik?
Sesuai namanya, skala komedogenik adalah skala (yaiyalah!) yang menunjukkan seberapa besar kecenderungan suatu bahan dapat menyebabkan timbulnya komedo. Seperti yang kita tahu, komedo terbentuk karena pori-pori yang tersumbat. Jadi, skala komedogenik juga dapat diartikan sebagai skala kecenderungan suatu bahan untuk menyumbat pori.

Ada enam skala komedogenik yang dimulai dari 0 hingga 5.
0 – Tidak menyumbat pori sama sekali
1 – Kemungkinan menyumbat pori sangat rendah
2 – Kemungkinan menyumbat pori cukup rendah
3 – Kemungkinan menyumbat pori sedang
4 – Kemungkinan menyumbat pori tinggi
5 – Kemungkinan menyumbat pori sangat tinggi


Komedo identik sekali dengan jerawat. Karena jerawat sendiri terbentuk oleh komedo yang meradang akibat infeksi bakteri (P.acne). Maka dari itu, kata non-comedogenic seringkali kita temukan pada klaim produk untuk acne-prone skin.


Kembali ke 1972
Saat itu, Kligman dan Mills memperkenalkan konsep acne cosmetica untuk pertama kalinya. Acne cosmetica merujuk pada jerawat yang muncul akibat penggunaan produk kosmetik dengan kandungan yang memicu timbulnya komedo. 

Tak lama setelahnya, mulai banyak peneliti yang mengembangkan model penelitian pada hewan untuk memprediksi aktivitas komedogenik pada manusia. Model yang paling sering dipakai yaitu ‘The rabbit ear model’. 
Telinga kelinci, yang mana lebih senstif dibanding kulit manusia, akan dioleskan bahan yang diuji. Setelah beberapa waktu, akan dilihat aktivitas penyumbatan pori yang terjadi. (Abis itu kita enggak tau nasib kelinci itu gimana!). Setelah dilakukan uji pada telinga kelinci, peneliti mengemukakan bahan-bahan yang menimbulkan komedo pada hewan, sebagai prediksi untuk manusia nantinya.

Sepuluh tahun kemudian, Kligman dan Mills kembali mempublikasikan penelitian yang menunjukkan bahwa tes yang dilakukan pada manusia hasilnya berbeda dengan tes yang dilakukan pada telinga kelinci. Menurutku, tes uji pada manusia juga bisa dibilang tidak terlalu valid karena kondisi kulit antara satu individu dengan individu lain pasti berbeda. Selain itu, sampel manusia yang diuji biasanya jumlahnya sedikit dan tidak mewakili populasi. Jadi, kemungkinan terjadi bias penelitian sangat besar.


Miskonsepsi skala komedogenik
Banyak yang mengira jika terdapat satu atau lebih bahan komedogenik di ingredient list suatu produk (misalnya coconut oil), sudah pasti produk tersebut komedogenik atau dapat menyumbat pori, sehingga tidak boleh dipakai oleh para pemilik kulit berjerawat. Konsep seperti ini jelas tidak benar. Faktanya, bahan yang memiliki skala komedogenik 4-5 pun akan tetap aman digunakan jika dalam konsentrasi rendah dan dilarutkan (dilute) dengan bahan lainnya. Maka dari itu, penting halnya untuk melihat ada di urutan keberapakah bahan dengan skala komedogenik tinggi tersebut. Jika ada di urutan akhir, fine-fine aja kok dipakai di kulit berjerawat.


Kalau begitu, skala komedogenik...
Skala komedogenik, yang berisi daftar bahan-bahan dengan kecenderungan menimbulkan komedo yang berbeda, tidak bisa dibilang tidak benar. Skala komedogenik bermanfaat untuk dijadikan preferensi sebelum menggunakan suatu produk kulit (terutama skala 4-5). Tapi, skala komedogenik juga bukan ukuran pasti bahwa produk tersebut menyebabkan komedo atau breakout pada kulit seseorang. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya, seperti konsentrasi bahan serta  jenis dan kondisi kulit. Trust me, our skin is veryyy unique. Antara kulit individu satu dengan lainnya pasti berbeda. Apa yang cocok di orang lain, belum tentu cocok di kulit kalian. Apa yang hype dan bagus kata orang, belum tentu bagus bagi kalian. So, mari kita kenalan lebih dalam sama kulit kita sendiri!


FURTHER READ
A Re-Evaluation of the Comedogenicity Concept
https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/16488305/


Hello Peeps! Beberapa waktu lalu, aku dikirimkan dua produk skincare dari Naruko, yaitu Tea Tree Purifying Clay Mask & Cleanser in 1 dan Tea Tree Shine Control & Blemish Clear Mask (untuk sheetmasknya sudah aku review disini ya!).
Buat kalian yang belum tau, Naruko adalah salah satu brand skincare dari Taiwan yang mengusung konsep organic skincare, cruelty free dan paraben free. Menarik banget kan! Jujur, ini kali pertama aku mencoba produk skincare asal Taiwan loh, hehe.
Nah, sekarang aku akan mengulas produk dari Naruko yang bisa digunakan sebagai cleanser sekaligus clay mask. Multifungsi banget kan! Bagi kalian yang penasaran, langsung aja yuk simak ulasan dari aku!


Komposisi
Water, Kaolin, Lauryl Phospate, Lauryl Glucoside, Hectorite, Glycerin, Titanium Dioxide, Zinc PCA, Phenoxyethanol, Fragrance, Tremella Fuciformis Sporocarp Extract, Glycolic Acid, Jojoba Esters, Panthenol, Pentylene Glycol, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Oil, Allantoin, Menthol, PEG-7 Glyceryl Cocoate, Sodium Benzoate, Kalanchoe Pinnata Leaf Extract, Camphor, Disodium EDTA, Polyquartenium-51, Tranexamic Extract, Mentha Viridis (Spearmint) Leaf Oil, Butylene Glycol, Piroctone Olamine, Hydrogenated Polydecene, Cetyl Ethylhexanoate, Iodopropynyl Butylcabamate, Arctium Lappa Root Extract, Melia Azadirachta Leaf Extract, Lens Esculenta (Lentil) Seed Extract, Retinyl Palmitate, Lecithin, Phospholipids, Artemisia Umbelliformis Extract, Calendula Officinalis Flower Extract, Camellia Sinensis Leaf Extract, Chamomilia Recituta (Matricaria) Flower Extract, Epilobium Fleischeri Extract, Ginkgo Biloba Leaf Extract, Glycyrrhiza Glabra (Licorice) Root Extract, Leontopodium Alpinum Extract, Peucedanum Ostruthium Leaf Extract, Scutellaria Alpina Flower/Leaf/Stem Extract, Potassium Sorbate, Sorbic Acid.

Yap, komposisinya memang tidak ‘ringkas’ ya. Berikut aku highlight beberapa komposisi pentingnya:
Brightening : Licorice Leaf Extract, Retinol, Tranexamic Acid
Anti acne : Licorice Leaf Extract, Melaleuca Alternifolia (Tea Tree) Leaf Oil, Retinol
Oil control : Kaolin, Allantoin, Menthol
Soothing : Green Tea Leaf Extract, Chamomile Flower Extract


Kemasan
Sama seperti produk Naruko lainnya, kemasan clay mask sekaligus cleanser ini desainnya sangat sederhana namun ‘enak dipandang’. Material botol tube-nya tidak seperti plastik pada umumnya yang keras dan bikin susah dipencet, melainkan materialnya lembut sehingga memudahkan kita mengeluarkan produk didalamnya. Tutupnya berjenis flip-top, jadi jangan khawatir bakal hilang.
Produk ini tidak dilengkapi dengan box. Namun, di bagian belakang botol sudah tertulis informasi yang sangat lengkap. Mulai dari kegunaan, cara pemakaian, komposisi, tanggal kadaluwarsa, hingga PAO produk. Semuanya ditulis dalam bahasa Inggris dan aksara Taiwan.


Aroma
Produk ini punya aroma pencampuran antara mint (dominan) dan tea tree. Sobat acne prone pasti sudah hafal lah ya aroma model begini. Aromanya juga tidak overwhelming dan tidak bikin pusing. I’m totally fine with the smell, malah aku suka karena kesannya lebih fresh.


Tekstur
Tekstur produk ini mirip banget sama tekstur-tekstur clay mask di luar sana, thick tapi mudah diratakan di wajah. Ada sedikit beads (butiran) kecil berwarna biru yang mungkin fungsinya sebagai scrub.


Cara pemakaian
1. Biarkan kulit agar tetap kering setelah dibersihkan
2. Oleskan masker pada wajah secara merata dan tebal hingga menutupi pori-pori, hal ini bertujuan untuk meningkatkan suhu permukaan kulit dan membantu pori-pori menyerap minyak dan kotoran. Diamkan selama 5 menit.
3. Pijat area T yang berminyak dengan sedikit air untuk mengatur keluarnya minyak serta membersihkan minyak dan kotoran. Gunakan masker ini sebagai masker deep cleansing seminggu sekali. 


Performa
Karena produk ini mengandung scrub, aku hanya pakai sekitar 2-3 kali seminggu. Walaupun butiran scrubnya tidak terlalu besar, tapi aku tetap tidak menyarankan pakai produk ini setiap hari (apalagi sebagai AM sekaligus PM cleanser).
Sesuai namanya, produk ini bisa digunakan dengan dua cara, yaitu sebagai clay mask dan sebagai cleanser. Aku sendiri lebih suka menggunakannya sebagai clay mask. Kalau dijadikan masker, aku biasa pakai cukup tebal (hanya di T-zone) kemudian aku diamkan 5 menit. Produk ini cepat kering kok, jadi pakainya tidak perlu lama-lama.
Efek yang aku rasakan setelah pakai produk ini adalah kemerahan di pipi berkurang. Pernah juga waktu itu di hidungku baru mau muncul jerawat. Y’all know, rasanya tuh gatal + sakit kalau dipegang. Aku inisiatif pakai ini malamnya sebagai clay mask. Amazingly, paginya si Calon Jerawat sudah tak ada di tempatnya!
Untuk dijadikan cleanser, aku biasanya pakai kalau merasa lagi butuh deep cleansing. Misalnya pas lagi make up berat, atau pas wajah lagi banyak clogged pores-nya. And it works! Aku selalu suka cleanser dengan scrub buat deep cleansing. Poin plusnya, produk ini mengurangi kemerahanku dan bikin wajah jadi lebih cerah setelah dibilas.
Oh iya, Purifying Clay Mask & Cleanser in 1 ini bikin wajah lumayan kering, tapi enggak sampai kerasa ‘ketarik’ kok. Jadi aku rasa tetap bisa digunakan di temen-temen yang tipe kulitnya kering, asalkan selalu gunakan produk yang melembabkan setelahnya.
pHnya memang tidak terlalu rendah macam cleanser pH balance di luar sana. Tapi masih di batas normal sabun kok, yaitu antara 6-7.




Over all, aku suka banget sama produk ini yang sukses nge-calming si Calon Jerawatku. Harganya sekitar Rp136.000 – Rp195.000 dan bisa dibeli di Shopee Mall Naruko Official, Website Naruko Indonesia, Sociolla, atau e-commerce kesayangan kalian. 
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Hello, I’m Tata!
A public health student who loves skincare and make up so much.
Thank you for visiting my blog!

POPULAR POSTS

  • [REVIEW] Real Barrier Extreme Essence Toner : Toner Sekaligus Essence, Sangat Multifungsi!
  • [REVIEW] make p:rem × CrediThink Tamanu Calming Serum
  • [SKIN A TO Z] Serba Serbi Fungal ‘Acne’

Categories

AUBREE BEAUTY ARTICLES Emina Fanbo Innisfree Jin Jung Sung Jumiso Lancome Langsre Madame Gie make p:rem N'Pure Naruko Nusantics One-Day’s you Real Barrier REVIEWS Sbcskin SNP TIA'M Vienna Wardah

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ►  2021 (3)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Februari (2)
  • ▼  2020 (33)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ▼  Juni (3)
      • Kefir untuk Kulit : Manfaat, Efek Samping dan Cara...
      • Kontroversi Skala Komedogenik (Comedogenic Scale) ...
      • [REVIEW} Naruko Tea Tree Purifying Clay Mask & Cle...
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2019 (16)
    • ►  Desember (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (1)

FOLLOW ME

Laporkan Penyalahgunaan

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates