Skincare Virus
  • Home
  • About Me
  • Content
    • Lifestyle
    • Beauty Articles
    • Reviews
  • Contact Us

Hai Peeps! Memilih pelembap wajah memang susah-susah gampang, ya. Udah beli yang mahal, eh ternyata enggak cocok.  Sayang banget kan! Nah, kali ini aku bakal mengulas day cream dan night cream dari Iniskin yang harganya tentu ramah di kantong.


Iniskin Brightening Day Cream


Day cream ini dikemas di jar yang bentuknya pot dan ada tutup transparan lagi di dalamnya. Cream ini juga dilengkapi box. Tapi sayang, boxnya kurang kokoh gitu. Buat desainnya menurutku cute dan cheerful banget!

Komposisi utamanya ada niacinamide sebagai agen pencerah kulit. Ada juga octyl salicylate yang bisa melindungi kulit dari paparan sinar UV.

Day cream ini punya tekstur yang cukup berat dan agak susah buat diratakan di wajah. Di awal pengaplikasian, wajahku terasa lumayan gerah. Tapi lama kelamaan rasa gerahnya hilang kok. Oh iya, aroma day cream ini juga sangat subtle. Malahan wanginya hampir enggak tercium, hehe.

Sewaktu pakai day cream ini, aku notice kulitku jadi lebih cerah karena ada sedikit efek tone up-nya. Aku sering banget pakai produk ini sebelum ada kelas daring karena bikin wajah jadi kelihatan seger dan enggak kusam.

 

Iniskin Brightening Night Cream


Baik day cream maupun night cream-nya, punya kemasan yang sama. Bedanya cuma ada di desain stiker dan box-nya aja.

Komposisi utamanya masih sama, ada niacinamide juga untuk mencerahkan. Selain itu, night cream ini mengandung aloe vera yang bisa menenangkan kulit yang bermasalah. Karena kandungan aloe veranya, night cream ini ngasih sensasi dinginnya saat diaplikasikan ke wajah.

Gak seperti day creamnya, night cream ini punya tekstur gel yang gampang banget dibaurin di wajah. Setelah diaplikasikan, wajah terasa lembap dan enggak lengket sama sekali. Aku juga merasa skincare yang aku pakai sebelum night cream jadi lebih ‘kekunci’ gitu.

Yang paling aku suka, produk ini bantu banget buat memperbaiki tekstur kulit aku. Bahkan kakakku bilang kalau kulitnya jadi lebih halus setelah beberapa kali pemakaian.

 

Kesimpulan

So far aku suka banget sama kedua produk ini, terutama night cream-nya. Buat harga sekitar Rp47.900 (bundle), ini termasuk pelembap yang super worth to buy.


Ingat sunscreen yang pernah happening ini? So, karena penasaran akhirnya aku mencoba sunscreen ini (yang ternyata formulasinya baru). Waktu itu Biore UV Aqua Rich Watery Essence punya ukuran mini dan kebetulan lagi diskon di minimarket. Tanpa pikir panjang, aku langsung angkut pulang.

Apakah formulasi barunya sebagus formulasi yang lama? Yuk langsung aja kita bahas!

 

Komposisi

Sunscreen ini menggunakan Ethylhexyl Methoxycinnamate, Ethylhexyl Triazone dan Diethylamino Hydroxybenzoyl Hexyl Benzoate. Bis-Ethylhexyloxyphenol Methoxyphenyl Triazine, yang digadang-gadang sebagai suncreen agent terbaik pun ada di produk ini.

Di urutan kedua komposisinya, bertengger alkohol. Mungkin kandungan alkohol yang cukup banyak inilah yang bikin Biore UV Aqua Rich Watery Essence terasa sangat lightweight di kulit. Tapi bagi kalian yang punya kulit sensitif atau kering, kandungan alkohol ini bakal jadi masalah.

Untuk komposisi lengkap, klik disini.

 

Kemasan

Jujur, aku sangat suka dengan kemasan sunscreen ini. Ujungnya tuh lancip, bikin gampang banget mengatur jumlah produk yang mau dipakai. Desainnya juga simpel tapi tetap luxurious. Tutupnya bukan model flip-top, jadi kalau lupa naruh bikin repot sih.

 

Tektur dan Aroma

Tekstur sunscreen ini mirip gel cream, tapi kayak didominasi gel gitu (?). Waktu diaplikasikan, teksturnya langsung melt jadi watery sehingga gampang banget diratakan. Aromanya didominasi oleh aroma alkohol yang menyengat. Aku pribadi cukup enggak nyaman sama aromanya.

 

Performa dan Pengalamanku

Karena alkohol ada di urutan kedua ingredient list, sunscreen ini cukup bikin perih kalau dipakai terlalu dekat dengan mata. Karena alkoholnya yang ‘kenceng’ pula, setelah pakai sunscreen ini aku merasa kulitku jadi lumayan kering. Padahal sebelumnya skincare yang aku pakai sudah cukup menghidrasi dan melembapkan. Makanya, aku enggak pernah pakai foundie yang matte di atas sunscreen ini karena nantinya bakal cakey.

Dibalik hal-hal buruk di atas, thanks to alcohol yang juga bikin finish sunscreen ini ringan seperti essence (sesuai namanya, bund). Jadi sebenarnya sunscreen ini perfect untuk reapply di tengah cuaca yang gerah dan humid. Poin plusnya lagi, karena dia chemical, sunscreen ini sama sekali enggak meninggalkan whitecast.

Semua hal punya kekurangan dan kelebihan. Benar begitu, kan?

Untuk kekuatan perlindungan dari sinar UV, aku rasa sunscreen ini oke kok. Setelah ‘dijemur’ siang-siang oleh cuaca panas Kota Depok, aku sama sekali enggak mengalami sunburn. Reaksi iritasi juga sama sekali enggak muncul di kulitku. Cuma memang bikin kering aja sih.

 

Repurchase/Nah?

Aku sepertinya enggak akan repurchase atau beli full size Biore UV Aqua Rich Watery Essence. I can’t stand sama finishnya yang bikin kering. Aku kasih nilai 3/5 buat sunscreen ini!

Seluruh permukaan organ tubuh manusia dilapisi oleh mikroorganisme, termasuk kulit yang merupakan organ terbesar tubuh kita.

Penyataan di atas mungkin terdengar sedikit menyeramkan, ya. Tapi mikroorganisme yang biasa ada di tubuh kita (flora normal) ternyata punya peran penting bagi kelangsungan hidup sehari-hari. Dari mulai menjaga kesehatan, hingga mempengaruhi mood dan perilaku. Jadi kalau kamu bad mood di pagi hari, coba cek menu sarapanmu!

Dikutip dari Vogue, flora normal kulit bekerja melalui tiga cara. Pertama, mereka menjadi lapisan pelindung kulit dari serangan mikroorganisme ‘jahat’. Kedua, mereka memproduksi antibiotik alami yang disebut antimicrobial peptides untuk melawan mikroorganisme ‘jahat’. Terakhir, mereka meningkatkan fungsi kulit dalam menghalau faktor penyebab kerusakan kulit, termasuk radikal bebas, sinar UV dan lainnya.

Mengingat begitu ajaibnya manfaat flora normal bagi kesehatan kulit, maka penting sekali untuk menjaga keseimbangan populasi mereka di permukaan kulit kita. Caranya bisa dengan menggunakan produk skin care dengan kandungan probiotik dan prebiotik.

Apa perbedaan prebiotik dan probiotik?

1) Probiotik

Probiotik merupakan kumpulan mikroorganisme hidup, biasanya strain bakteri tertentu. Probiotik menjaga keseimbangan flora normal dengan menggantikan atau menjaga populasi mereka. Biasanya, probiotik didapatkan dari olahan fermentasi. Misalnya kombucha, yogurt, kefir, dan kimchi.

2) Prebiotik

Berbeda dengan probiotik, prebiotik bukanlah mikroorganisme hidup. Prebiotik adalah serat makanan (dietary fiber) yang berfungsi sebagai makanan flora normal. Dengan begini, populasi flora normal akan terus terjaga. Ibaratnya, prebiotik ini seperti ‘pupuk’ bagi probiotik. Prebiotik biasanya didapatkan dari karbohidrat kompleks seperti fruktooligosakarida (duh, ribet namanya).

 

Intinya, baik probiotik dan prebiotik punya ‘key role’ yang sama-sama penting dan saling berkaitan. Sebagai pertimbangan, jika kalian mau menggunakan skin care dengan kandungan prebiotik, pilih produk dengan kemasan yang stabil. Artinya, pastikan kemasannya kedap udara dan terhindar dari sinar matahari.


(VERY IMPORTANT! LAKI-LAKI GAK HARUS MACHO, KALIAN BISA AJA KOK BERSIKAP LEMAH LEMBUT. LUVV 💚🐻) Hello Peeps! Apa sih yang terbesit di benak kalian setiap mendengar kata maskulin? Pasti enggak jauh dari laki-laki yang ‘tough’ atau kuat, kan? Sayangnya, karena selalu dituntut menjadi kuat, laki-laki sebenarnya sering dirugikan loh! Hal ini kerap disebut toxic masculnity atau maskulinitas beracun. Salah satu contohnya yaitu menganggap laki-laki yang menggunakan skincare sebagai laki-laki yang kurang atau tidak maskulin Kenapa maskulinitas bisa jadi toxic?
Dengan adanya patriarki, laki-laki selalu dituntut untuk menjadi nomor satu atau setidaknya berada di atas perempuan. Laki-laki harus selalu kuat dalam segala situasi dan kondisi. Laki-laki juga tidak boleh bersikap feminin sama sekali. Akibatnya, laki-laki menjadi terbatas dalam mengekspresikan dirinya, misalnya tidak boleh menangis atau harus kuat menahan sakit Apa hubungan toxic masculinity dan skincare?
Toxic masculinity jelas membatasi laki-laki dalam menggunakan skincare. Ini terjadi karena masih banyak masyarakat yang menganggap perawatan kulit sebagai hal yang feminin atau ‘kecewek-cewekan’. Laki-laki yang menggunakan skincare sering diasosiasikan sebagai laki-laki yang tidak macho.
Padahal jika kita telaah, baik laki-laki maupun perempuan berhak menjaga kesehatan mereka, termasuk kesehatan kulit. Selain itu, kulit juga merupakan organ penting bagi manusia. Fungsi kulit yang utama yaitu sebagai sistem imunitas nonspesifik yang melindungi kita dari bahaya lingkungan sekitar, seperti sinar ultraviolet dan mikroorganisme patogen Jadi... Jelas banget kan, kalau laki-laki juga boleh pakai skincare. Jangan pernah anggap laki-laki yang pakai skincare tuh enggak macho. Buat para laki-laki, jangan takut dibilang enggak macho hanya karena pakai skincare. Duit kamu, wajah kamu, ya kali mereka yang ribet!

 

Ketika ditanya tentang skin goals, kebanyakan dari kita bakal menjawab “kulit yang mulus”, “kulit yang bebas jerawat dan bekasnya” dan pernyataan lain sejenis ini. Skin goals yang seperti ini sering dijadikan patokan keberhasilan seseorang dalam merawat kulitnya. Mungkin bagi sebagian orang mencapai skin goals adalah hal yang mudah. Tapi bagi beberapa orang lain, hal ini bisa jadi sesulit mencari jarum dalam tumpukan jerami.

Aku bakal sedikit bercerita pengalamanku tentang skin goals. Dulu, aku bercita-cita punya kulit mulus sebelum ospek di kampus. Alhasil aku berusaha buat membasmi jerawat sekaligus bekasnya dalam waktu singkat. Aku dulu sering kelepasan pas belanja skincare. Aku beli berdasarkan tren, bukan berdasarkan kebutuhan kulitku. Pokoknya dulu boros banget deh.

Singkat cerita, beberapa hari lagi aku bakal masuk kuliah pertama tapi skin goals-ku belum tercapai juga. Sedih dan kecewa banget tentunya. Tiap lihat orang yang kulitnya mulus, pasti aku langsung minder. Suatu saat aku mikir “Ngapain sih aku begini?”, “Sampai kapan aku mau minder terus? Toh aku kan udah usaha semampuku”.

Dari sana, aku mulai berkenalan lebih jauh sama kulitku. Pelan-pelan aku jadi mengerti siklus kulitku itu dimulai dari : jerawat hormonal tiap menstruasi – jerawat sembuh – berbekas – bekasnya pudar – jerawat hormonal lagi. Itu artinya susah banget bagiku buat terbebas sepenuhnya dari jerawat dan bekasnya. Dan aku pikir aku mulai bisa menerima kondisi kulitku ini. Yang penting aku sudah berusaha menjaga agar kulitku berada di kondisi yang terbaik. Untuk sisanya yang di luar kuasaku, aku coba terima dengan ikhlas. Tuhan pasti punya rencana dibalik semua keadaan ini.

Setelah aku terapkan mindset ini, aku jadi merasa lebih happy sama kulitku sendiri. Aku jadi lebih jarang membandingkan diriku dengan orang lain yang phisically lebih good looking. Alhasil aku jadi lebih fokus buat mengembangkan potensi yang aku punya deh, tanpa takut judgement orang lain tentang kondisi kulit dan fisikku.

Kesimpulannya, menurutku skin goals itu adalah dimana kamu bisa mengenali dan menerima kondisi kulitmu yang enggak selalu dalam kondisi terbaik. Kamu bisa tetap happy saat kamu bercermin dan berkata “Oh, aku cantik juga ya walaupun jerawatan”. Tapi bukan berarti juga kamu boleh acuh sama kulitmu. Usaha itu harus. Nah, kalau hasilnya enggak sesuai ekspektasi, padahal kamu sudah melakukan yang terbaik, coba untuk ikhlas. 

Aku tau, menerapkan mindset ini tuh sulit banget. Apalagi banyak komentar-komentar negatif di sekitar kita. Bahkan kadang komentar negatif itu datangnya dari orang terdekat, termasuk keluarga sendiri. Tapi trust me, yang paling kenal sama kondisi kita tuh adalah diri kita sendiri. Jadi sebenernya komentar-komentar orang tuh bisa dibilang enggak valid. Mereka hanya melihat luarnya aja tanpa tau apa yang sebenarnya kta usahakan.

Postingan Lama Beranda

ABOUT ME

Hello, I’m Tata!
A public health student who loves skincare and make up so much.
Thank you for visiting my blog!

POPULAR POSTS

  • [REVIEW] One-Day’s you Pore Tightening Series
  • [REVIEW] Real Barrier Extreme Essence Toner : Toner Sekaligus Essence, Sangat Multifungsi!
  • [REVIEW} Naruko Tea Tree Purifying Clay Mask & Cleanser in 1 : Produk Multifungsi yang Wajib Dimiliki Sobat Acne Prone

Categories

AUBREE BEAUTY ARTICLES Emina Fanbo Innisfree Jin Jung Sung Jumiso Lancome Langsre Madame Gie make p:rem N'Pure Naruko Nusantics One-Day’s you Real Barrier REVIEWS Sbcskin SNP TIA'M Vienna Wardah

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.

Blog Archive

  • ▼  2021 (3)
    • ▼  Juli (1)
      • Iniskin Brightening Day and Night Cream : Moisturi...
    • ►  Februari (2)
  • ►  2020 (33)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Mei (3)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (9)
  • ►  2019 (16)
    • ►  Desember (13)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  April (1)

FOLLOW ME

Laporkan Penyalahgunaan

Designed by OddThemes | Distributed by Gooyaabi Templates